Kamis, 04 September 2008

In Memoriam Sri Paus Yohanes Paulus II

Oleh: Abdurrahman Wahid

GusDur-Paus Seperti Sri Paus Yohanes Paulus II yang sekian lama menjadi pemimpin rohani tertinggi umat Katholik seluruh dunia, tiap-tiap orang Paus memiliki watak sendiri-sendiri. Jika Paus Yohanes XXIII, terkenal sebagai pemimpin Katholik yang mendorong perubahan demi perubahan, seperti terlihat dalam Konsili Vatikan II, maka Sri Paus Yohanes Paulus II “justru” mengaplikasikan rem agama sekuat-kuatnya agar tidak berjalan menyimpang dari ajaran formal Gereja tersebut. Tetapi hal itu tidak menjadikan Gereja seperti jaman sebelum Paus Yohanes XXIII, karena Gereja Katholik Roma tetap berada pada bidang aktivitas masyarakat dengan ensiklik Mater et Magistra sebagai kelanjutan dari ensiklik Paus Leo XIII berjudul Rerum Novarum yang membahas masalah aktivitas gerakan buruh. Sri Paus Yohanes Paulus II tidak mundur dari bidang tersebut, yang terjadi hanyalah “terhentinya” pembaharuan-pembaharuan dalam hubungan Gereja Katholik Roma dengan gerakan-gerakan keagamaan yang lain. Ini terjadi mungkin karena Beliau mengkhawatirkan akibat-akibat yang dapat merubah seluruh doktrin Gereja tersebut, umpamanya saja, paham-paham yang disebarkan oleh Teologi Pembebasan (Liberation Theology), yang dirintis oleh Leonardo Boff di Amerika Latin. Ia takut, akibat-akibat dari paham itu akan merombak kehidupan Gereja Katholik Roma secara fundamental, sehingga di kemudian hari sulit “dikembalikan”.

Sebagai seorang pemerhati perkembangan internal Gereja tersebut, penulis tentu saja mempunyai pendapat sendiri mengenai sikapnya tersebut. Tetapi penulis dapat mengerti perasaan dan jalan pikiran mendiang Sri Paus Yohanes Paulus II. Walaupun konservatisme yang diperlihatkan Beliau, tidak sedikitpun mengurangi gerak Gereja itu di bidang kemasyarakatan. Kombinasi dua hal itu -konservativisme dan bidang kemasyarakatan- sekaligus di satu masa, adalah sebuah keunikan yang jarang terjadi dalam sejarah manusia.

Perlu diingat akan sikap Paus Yohanes Paulus II yang memberikan maaf kepada Mehmet Ali Agca seorang berkebangsaan Turki yang menembaknya, disamping sikap-sikapnya yang menentang perang, menunjukkan kepribadian Beliau yang sangat menarik. Di tengah-tengah berbagai bencana alam, seperti gempa bumi di Pulau Nias dan Pulau Simeuleu, sikap Paus Yohanes Paulus II itu menunjukkan sesuatu yang sangat menyegarkan dalam hubungan antar manusia. Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan SELAMAT JALAN dan SELAMAT BERPISAH UNTUK SEMENTARA kepada tokoh kita ini.

Jakarta , 3 April 2005

Penulis adalah pendiri The Wahid Institute

7 komentar:

RUMAH INSPIRASI mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Meily mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Meily mengatakan...

Saya sangat detuju dengan apa yang silakukan olek Paus Yohanes Paulus II.
Hal ini mungkin dilakukannya agar tak ada lagi yang memberontak seperti Luther Martin dlu yang akhirnya membuat agama sendiri yang disebut Kristen Luther atau Kristen Protestan yang menentang 99 Dalil.
Perbuatannya juga sangat bijaksana. Ia juga peduli akan sekitarnya
bahkan, saat tertembak pun ia masih berbuat baik dan menebarkan senyumnya yang menerangkan kasih Tuhan untuk umatnya.
Perbuatan Paus Yohanes Paulus II ini sungguhlah mulia.
Kehidupannya saat di dunia harus kita terapkan dalam kehidupan kita.
Ia adalah seorang tokoh sejarah yang amat sangat baik.

Meily Taurin
XI IPA 1

Anonim mengatakan...

sri paus memiliki peran yang sn\angat penting bagi kehidupan di dunia.
namun sekarang ia telah wafat.
dan kita hanya bisa berharap paus benediktus namun mengganti peran sri paus yg dulu dengan baik

gabriela xi ips 2 2008-2009

Raymon mengatakan...

Sri Paus Yohanes Paulus II sangat penting bagi umat kristiani/katolik..tetapi beliau sudah tiada,tapi jasanya akan di kenang oleh seluruh dunia..dan pas beliau di tembak pun beliau masih tersenyum dan mengampuni orang yang menembak nya..sunggu mulia sekali ia

Raymond
18
X-d

Hardianto mengatakan...

Sri paus yohanes ke II adlah tokoh sejarah yang sangat mulia..ia mengampuni orang yg telah menembak ia,,bahkan sri paus yohanes ke II tidak ada rasa dendam dan benci

Hardianto Tarana
X-d

Yohanes Damas Iddo mengatakan...

Saya sangat bangga terhadap uskup kita yang telah tiada ini yaitu Sri Paus Yohanes Paulus II..karena ia sangat mulia,tidak ada rasa dendam,benci..bahkan ia mengampuni orang2 yg telah berdosa dan orang yg menembak dia

Yohanes Damas Iddo Yogananta
X-d