Romo Benny terbaring lemah di rumah sakit. [foto: KWI]
Sekretaris Komisi Hubungan Antar Agama, Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Antonius Benny Susetyo Pr saat ini terbaring di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta dalam kondisi babak belur akibat pemukulan Selasa malam (12/8/2008). Motivasi pemukulan masih kabur. Semua barang termasuk dompetnya masih utuh, tetapi nampaknya para pemukul telah mengambil cip telepon genggamnya.
Sepertinya, Romo Benny telah diculik dari tempat tinggalnya dan dibawa pergi sampai di kawasan Pondok Indah, lalu dipukul hingga babak belur. Kabarnya para pemukul berjumlah 3 orang. Masalah ini telah dilaporkan kepada pihak berwajib. Mohon doa bagi pulihnya kesehatan Romo Benny Susetyo.
Demikian pernyataan resmi Konferensi Waligereja Indonesia di laman www.mirifica.net. Pesan pendek atau SMS berantai juga dilakukan para aktivis gereja. Isinya sama: mendoakan kesembuhan Romo Benny Susetyo.
Nah, bagaimana kondisi Romo Benny sebenarnya?
Banyak teman bertanya kepada saya. Tapi saya sendiri tidak punya informasi yang akurat. Maklum, saya berada di Surabaya, tidak sempat ke Jakarta untuk besuk. Kalaupun ke Jakarta pun, saya dengar, tidak akan dibolehkan berkunjung.
"Romo Benny belum bisa dikunjungi. Romo juga belum boleh berkomunikasi meskipun via telepon," ujar Andreas Susetyo, abang kandung Romo Benny saat saya hubungi via ponsel. Ponsel bernomor Romo Benny ini memang dipegang Andreas.
Mas Andreas optimistis kondisi kesehatan pastor aktivis ini bisa segera pulih. "Doakan saja," katanya.
Namun, Kamis malam, 15 Agustus 2008, saat saya hubungi kembali, Andreas bilang Romo Benny akan dirawat ke Singapura. Berarti kondisinya makin parah? Andreas tidak memberikan keterangan yang jelas. "Doakan saja, semoga cepat sembuh," ujar Andreas.
Tadi, Jumat 16 Agustus 2008, saya kontak Romo Ismartono SJ, staf KWI yang selama ini dikenal sangat dekat dengan Romo Benny. Romo Ismartono juga aktivis dialog lintas agama macam Romo Benny. "Wah, saya sekarang di Jogjakarta. Saya mau ke Jakarta untuk melihat langsung kondisi Romo Benny. Jadi, saya juga belum tahu kondisinya," kata pastor yesuit ini.
Pastor Paroki Katedral Surabaya Romo Eko Budi Susilo dikenal sebagai sahabat dekat Romo Benny. Kalau ke Surabaya, hampir pasti Romo Benny menginap--dan ditraktir--oleh Romo Eko. Maklum, sebagai pastor kategorial, Romo Benny tidak pernah pegang banyak uang. Membeli tiket pesawat Surabaya-Jakarta saja susah.
"Aku iki romo sing gak punya. Wong aku iki romo kategorial. Hehehe...," ujar Benny suatu ketika.
Romo Benny pun selalu mendampingi Romo Eko pada saat misa malam Natal dan malam Paskah di Surabaya. Gaya khotbahnya yang meledak-ledak, selalu mengaitkan kitab suci dengan kondisi sosial politik mutakhir, membuat homili pastor arek Malang ini punya penggemar sendiri. Dia juga suka membaca Injil dengan gaya deklamasi. Suaranya menggelegar.
Kelemahan Romo Benny satu: Suaranya fals sehingga tidak bisa menyanyi. Pitch control tidak karuan sehingga organis gereja sehebat apa pun kesulitan mengikuti suara Pastor Benny. Maka, kalau ada lomba karaoke di kalangan pastor, dia pasti menghindar. Hehehe...
"Bagaimana keadaaan Cak Benny sekarang?" tanya saya.
Romo Eko Budi Susilo yang akrab disapa Cak Klowor ini menjawab lewat pesan pendek: "Kondisinya baik-baik saja!"
Yah, mudah-mudahan baik-baik saja. Semoga Romo Benny lekas sembuh dan aktif lagi!
3 komentar:
TERUS DITINGKATKAN LAGI YA PAK
terus diringkatkan lagi pak
saya turut mendoakan romo beny suyetso semoga lekas sembuh
Posting Komentar